Minggu, 21 Juni 2009

Tata krama Jepang bag 2

Etika makan

Salam Itadakimasu dan gochisosama deshita

Orang jepang biasanya mengucapkan Itadakimasu sebelum makan dan gochisosama deshita setelah makan, dengan atau tanpa mencakupkan kedua tangan di dada.Salam ini diucapkan sebagai ungkapan terimakasih kepada makanan itu sendiri, kepada petani yang menanam dan membesarkan makanan, ibu atau tukang masak yang mengolah makanan dan tentu saja sang pencipta. Jadi terima kasih diucapkan kepada semua mata rantai proses sampai makanan itu terhidang di depan kita. Ucapan ini adalah wajib khususnya ketika mendapat jamuan makan dari orang atau rekan lain, sedangkan kalau makan sendiri tentu saja tidak merupakan keharusan. 
Note : beberapa rekan beragama lain mengatakan, salam ini haram hukumnya, jadi ada baiknya dikonsultasikan dulu dengan yang lebih tahu. 

Aturan ketika makan bersama 

Makan bukan cuma sebatas urusan perut, tapi juga masalah kebersamaan, saling peduli.. Jangan asik makan sendiri, tapi cobalah bagi makanan pesanan kita sendiri ke teman makan. Tawarkan mereka beberapa bagian kecil makan yang kita pegang. Umumnya makanan akan dibagi dengan piring kecil secara merata, jadi bisa mencoba banyak variasi rasa dalam sekali makan adalah hal yang sangat disukai oleh kebanyakan orang jepang.. Usakahan menuangkan air atau teh dari pot besar ke gelas teman makan anda. Untuk jamuan dengan minuman beralkohol atau bir aturannya lebih ketat lagi yaitu jangan biarkan gelas pasangan makanan anda sampai kosong.! Segera tuangkan minuman baru kalau gelasnya mulai kosong. Walaupun anda sendiri tidak minum alkohol, karena kebetulan bertugas sebagai pengemudi atau sebab lain, aturan ini tetap perlu sebagai wujud peduli pada situasi lawan.

Jangan sampai menyisakan makanan jadi usahakan ambil makanan dalam jumlah kecil dan tambah lagi nanti kalau merasa kurang ketika makanan dalam piring sudah habis. Kebanyakan orang Jepang akan menghabiskan makanan sampai butir nasi terakhir. Menyisakan makanan adalah sangat tidak sopan bagi orang tuan rumah atau orang yang menjamu anda. Dalam lingkingan rumah makan, pelayan atau tukang masak akan menanyakan ke kita kalau makanan di piring masih tersisa banyak. Makanan yang tersisa di piring besar, masih bisa disimpan atau dimakan oleh anggota lain, sedangkan makan sisa dari piring sendiri akan terbuang percuma. Dimanapun nasi rasanya pasti sama jadi tidak ada alasan untuk menyisakannya. Makanan lain bisanya diambil dalam porsi kecil dan ditambah lagi kalau terasa kurang. Dalam lingkungan keluarga, orang yang bertugas memasak biasanya tidak merangkap sebagai pencuci piring. Jadi kalau tukang masaknya adalah sang ibu, yang bertugas mencuci piring biasanya adalah si bapak, anak atau anggota keluarga lainnya.

Menggunakan sumpit 

Jangan menancapkan sumpit di dalam cawan nasi. Jangan menyerahkan makanan secara langsung dari sumpit ke sumpit. Jangan menunjuk atau mengerakgerakan sumpit ketika berbicara. Bila mengambil makanan dalam piring besar, gunakan sumpit atau sendok yang telah tersedia, atau gunakan ujung sumpit lainnya (batang sumpit). Jangan meninggalkan sumpit terbenam dalam kuah atau makanan tapi taruh berjajar di atas piring atau di tempat dudukanannya.

Aturan mandi

Mandi pun ada aturannya ? Lha, mau dibilang apa, karena begitulah kenyataanya khusunya ketika kita mandi di tempat permandian umum atau dalam lingkungan keluarga. Sedikit perlu digaris bawahi adalah kata mandi yang bararti mandi gaya jepang yang disebut "ofuro" yang berarti berendam di bak mandi, sedang mandi dengan mengguyur air ke badan dengan shower ( shawa o abiru ) adalah bebas tanpa ada aturannya, asal tidak mandi sambil jingrak jingkrak menganggu orang disebelah anda.

Jangan lansung nyemplung ke bak mandi, tapi cuci badan anda sebersih mungkin terlebih dahulu, seperti mandi biasa yang umum kita lakukan. Orang Jepang biasanya menggunakan handuk kecil untuk menyikat badan selama mandi. Setelah badan bersih barulah bisa masuk ke bak mandi, jadi bak mandi hanya berfungsi untuk berendam saja. Handuk kecil untuk menyikat badan sebelumnya, jangan sampai masuk atau dimasukan ke dalam bak. Taruh di atas kepala atau di pinggir kolam untuk pemandian umum.

Untuk lingkungan keluarga atau tinggal dengan keluarga orang jepang, mandi biasanya dilakukan dengan bergilir dan orang yang mendapat giliran mandi terakhir biasanya bertugas membersihkan dan mengeringkan kamar mandi 

Menggunakan dan memasuki toilet

Jangan masuk toliet dengan sandal rumah. Gunakan sandal toilet yang sudah tersedia dan hanya dipakai ketika di dalam toilet saja. Hal ini sedikit susah tampaknya, karena letak toilet yang biasanya di dalam rumah dan mengganti sandal (lagi) ketika memasuki toilet adalah hal yang sering terlupakan. Kebiasan orang asing yang tinggal di Jepang pada umumnya adalah memakai sandal biasa masuk ke dalam ruangan toilet atau lupa melepas sandal toilet ketika keluar dan tetap memainya jalan jalan di sepanjang rumah.

Tutup kembali tutup jamban, setelah selesai dipakai. Kebanyakan jamban dilengkapi dengan listrik pemanas yang akan menjaga permukaan jamban tetap hangat ketika diduduki yang sangat berguna ketika musim dingin. Membiarkan kloset dalam keadaan terbuka akan sangat berpengaruh ke tagihan rekening listrik bulan berikutnya. Hal ini sebaiknya sedikit diperhatikan terutama ketika sedang bertamu atau menggunakan toilet tuan rumah. 

Tepat waktu dan keterlambatan

Menepati waktu adalah suatu keharusan dan berlaku di mana saja termasuk di negara kita, sedangkan keterlambatan adalah hal yang juga umum yang kadang tidak bisa dihindari. Memberikan khabar terlebih dahulu dengan telephone atau lainya adalah hal yang sangat dianjurkan. Keterlambatan tanpa khabar akan membuat rekan kita khawatir dan membiarkan situasi rekan dalam rasa khawatir seperti ini (tanpa pemberitahuan) adalah suatu kesalahan besar. Dalam hubungan bisnis berlaku aturan yang lebih ketat lagi. Hampir semua jenis keterlambatan tidak bisa ditolerir. Sistem transportasi Jepang yang sangat modern membuat alasan klasik seperti kemacetan hampir tidak mungkin.

Membuang sampah

Sebelum dibuang, sampah dipisah menurut jenisnya dan dibuang sesuai jadual hari yang telah ditentukan. Ini tentu merupakan aturan dasar yang pasti diketahui oleh kebanyakan orang yang tinggal di Jepang. Beberapa aturan lain yang kurang populer adalah sebagai berikut. 

Selain toilet peper, dan kotoran tubuh, benda aneh lainya tidak boleh dibuang ke saluran toilet. Anda bisa didenda kalau saluran air sampai tersubat dan anda ketahuan melakukannya. Kesalahan (kecil) seperti ini bisa jadi berakibat fatal khususnya untuk penghuni apartement terlebih lagi kalau permasalahan itu terjadi di lantai dasar karena berpengaruh ke seluruh penghuni di atasnya. Rambut sangat berpotensi menyumbat saluran pembuangan air di kamar mandi, jadi pakailah saringan kecil untuk menyaring rambut dan kotoran lain. Minyak goreng bekas sisa memasak tidak boleh langsung dibuang ke lobang air tapi gunakan tissue dan me-lapnya terlebih dahulu dan membuang tisu berminyak ini ke tempat sampah biasa.

Demikianlah ranguman yang bisa saya buat tentang etika dasar pergaulan sehari hari orang Jepang atau tinggal di Jepang. Etika dasar lainya, kalau terlewatkan akan saya tambahkan lagi nanti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar